WCS Indonesia dan FPIK-UTU Membahas Pengelolaan dan Penelitian Jenis Hiu dan Pari di Aceh

Meulaboh – Bertepatan pada hari kamis, 12 Maret 2019 tim riset hiu dan pari Wildlife Conservation Society atau lebih dikenal sebagai NGO-WCS mengunjungi Universitas Teuku Umar di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Kunjungan tersebut bukanlah suatu kebetulan, para tim riset tersebut hadir sebagai narasumber dalam kegiatan kuliah umum yang bertemakan “Perikanan Hiu dan Pari Berkelanjutan” yang dilaksanakan di ruang Aula Utama Universitas Teuku Umar yang diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Wildlife Conservation Society Indonesia. Pemaparan materi disampaikan secara langsung oleh Benaya Simeon yang merupakan Shark and Rays Officer WCS Indonesia, turut hadir pula Ilham Fajri yang merupakan Shark and Rays Officer WCS wilayah Aceh. Tidak hanya itu, pemaparan materi juga disampaikan oleh Prof. Dr. M. Ali, S. M,Si yang merupakan ahli Zoologi Invertebrata laut sekaligus Dekan FPIK UTU serta Hasan Harahap, M.Si mewakili Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Aceh.

Tujuan utama kuliah umum ini bukan hanya tentang sosialisasi dan penyadartahuan akan status populasi hiu dan pari di Indonesia, namun juga stimulan bagi pengembangan data hiu dan pari di Aceh. Hal ini ditekankan ketika penyampaian materi oleh Benaya Simeon yang mengajak para mahasiswa, akademisi muda untuk turut terlibat dalam pengembangan riset hiu dan pari di Indonesia baik melalui kegiatan tugas akhir maupun praktik lapangan. Hal ini disebabkan karena minimnya data populasi serta status populasi hiu dan pari yang tercatat kedalam list terancam pada IUCN.

Dalam pemyampaiannya, tim riset hiu dan pari WCS juga membuka peluang bagi para akademisi yang berasal dari mahasiswa dan tenaga pengajar untuk sama-sama megembangkan penelitian tentang jenis hiu dan pari baik dari aspek habitat, populasi, jenis dan sebarannya di Indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya. WCS juga membuka peluang untuk membiayai penelitian hiu dan pari diseluruh Indonesia bagi mahasiswa yang melakukan tugas akhir jika terdapat funding yang potensial untuk dilakukan. Hal ini telah dilakukan oleh WCS indonesia beberapa waktu yang lalu bekerjasama dengan beberapa universitas yang ada diseluruh Indonesia. Dengan adanya integrasi antara pemerintah, akademisi dan praktisi, diharapkan upaya kegiatan konservasi dan sosialisasi terhadap hiu dan pari dapat terlaksana dengan baik dan mengembalikan status populasi hiu dan pari yang ada di Indonesia kepada kondisi alaminya.

Komentar :

Lainnya :