UTU Perlu Datangkan Tenaga Ahli Wirausaha Latih Mahasiswa
  • UPT_TIK
  • 02. 04. 2018
  • 0
  • 1248

MEULABOH – Prof. Husni Husin menganjurkan kepada Pimpinan Universitas Teuku Umar (UTU) untuk melatih dan membekali mahasiswa tentang kewirausahaan (interpreneur) sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pilih. “Sudah saatnya UTU  membentuk UPT khusus menangani kewirausahaan. Pengembangan dibidang wirausaha yang telah dilakukan UTU sudah mulai bagus. Dan kepada semua dosen UTU sebaiknya terus membimbing mahasiswa ke arah wirausaha.

Anjuran Prof. Dr. Ir. Husni Husin, MT, disampaikan ketika ditemui tim UTU News belakangan ini di ruang kerjanya di Unsyiah.  Pembekalan tentang kewirausahaan itu sangat utama bagi mahasiswa UTU, sesuai dengan visi misi lembaga tersebut.  

“Saya kira sangat perlu, misalnya dalam satu semester, 3 kali memberi pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa UTU, dengan cara mengundang tenaga ahli dari luar yang sudah sukses dalam bidang berwirausaha. Kegiatan ini  dalam rangka menyiapkan mahasiswa bermandiri sebagai bekal setelah selesai kuliah nanti”, ujar Prof. Husni Husin, Kepala Lab. Reaksi dan Katalis Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah.

Dalam kesempatan bincang-bincang dengan UTU News, Prof. Husni juga mengatakan, hasil-hasil  pertanian yang memang sekarang sedang digalakkan harus dimaksimalkan seperti padi, pisang dan lain-lain. Demikian juga, petani yang ada di Barat Selatan Aceh itu, perlu didorong dan diberi ilmu tentang bertani seperti petani nilam,  pala dan seree. “Kanapa petani pala dan nilam tidak ada yang kaya, jadi UTU harus memahami faktornya kenapa tidak ada petani nilam yang kaya”, ujar Prof. Husni.  

Menurut Prof. Husni, kalau UTU ingin  untuk memberdayakan rakyat, yang harus diterobos pasarnya, nilam dan seree sedang dipermainkan oleh orang Medan.  Dan problem sekarang banyak hasil pertanian yang belum bisa diolah sendiri, harus dikirim lewat Medan dulu. “UTU Ini yang memang berada di wilayah Barat Selatan Aceh,  cobalah pikirkan, sehingga keberadaan UTU akan dirasa manfaatnya oleh masyarakat luas”, tambah Prof. Husni.

Selain itu, Prof. Husni mengatakan, Perguruan Tinggi sekarang harus memenuhi ketentuan dari kemenristekdikti. Dan apa janji UTU dengan kemenristekdikti misalnya mengenai penelitian, pengabdian dan  memperbaiki kurikulum. Dan janji itu harus penuhi. Namun, untuk memenuhi janji tersebut tentu  harus dibarengi dengan prasarana dan sarana yang memadai. Memang harus diakui, penyediaan sarana dilakukan  secara bertahap sedikit demi sedikit, tidak mungkin dengan begitu cepat sekali.

Prof. Husni juga menyebutkan, kebijakan dari kemenristekdikti, 10 persen  dana dari PNBP yang dimiliki oleh perguruan tinggi wajib untuk alokasi penelitian. Karena dana PNBP itu bersumber dari dana masyarakat. “Saya yakin,  UTU sudah memberlakukannya karena UTU sudah negeri. Lulusan yang dihasilkan UTU harus bisa bersaing di tingkat global.  Bahasa inggris, perpustakaan dan termasuk sarana dan prasarana proses belajar mengajar dalam usaha untuk meningkatkan nilai kumulatif mahasuswa perlu terus menerud ditingkatkan.

Lainnya :