Seminar Internasional Fisip UTU Bergema, Ratusan Peserta Antusias
  • UTU News
  • 09. 10. 2018
  • 0
  • 2137

MEULABOH – Pelaksanaan seminar internasional yang dilaksanakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-Universitas Teuku Umar (Fisip-UTU) berlangsung meriah. Ratusan peserta, mahasiswa dan dosen sangat antusias mengikuti materi dari keynote speaker dan dari narasumber. Keinginan peserta untuk bertanya dan berdiskusi benar-benar membuat suasana seminar semakin bergema dan meriah.

Seminar yang bergengsi itu, dilaksanakan di Aula Utama UTU, hari ini dan besok, 9-10 Oktober 2018. Seminar tersebut dibuka Wakil Rektor I UTU, Dr. Ir. Alfizar, DAA. Tema Seminar Internasional, “Pengelolaan Sumber daya Pesisir Untuk Keberlangsungan Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir di Aceh”.

Dekan Fisip UTU, Dr. Musyidin, MA, Wakil Dekan I, Sudarman Alwi, M.Ag, Wakil Dekan II, Nellis Mardhiah, M.Sc, para ketua program studi, para dosen dan tenaga kependidikan sebagai penyelenggara tetap antusias mengikuti materi dari pembicara hingga session pertama berakhir. Sedangkan yang menjadi moderator pada sesion pertama adalah Dr. Afrizal Tjoetra, M.Si, Dosen Fisip dan juga Ketua Komisi Informasi Aceh.

Pada session pertama, dari pagi hingga siang, pembicara utama (keynote speakers), dan narasumber disampaikan oleh  Prof. Madya Dr. Ruhani Binti Mat Min (dari University Malaysia Terengganu), Dr. Nirzalin, MA (dari Universitas Malikussaleh), Dr. Mr. Abdul Razak Panea Malae (dari Walailak University-Thailand). dan Dr. TB. Massa Djafar (Unas-Jakarta).

Pembicara utama yang sempat dikutip dari Prof. Ruhani antara lain,  budaya masyarakat Malaysia  dengan budaya masyarakat Aceh terdapat banyak persamaan, khususnya Meulaboh-Aceh Barat, ternyata banyak persamaan khususnya dari segi geografi, dan hal-hal terkait dengan dipesisir pantai. Prof. Ruhani menjelaskan, tentang konsep utama mengenai sumber daya pesisir untuk keberlangsungan hidup masyarakat sosial yaitu manusia sebagai makhluk sosial didorong oleh keinginan untuk bergaul dan bermesra, gaya hidup masyarakat, tingkah laku manusia ternyata bukan sepenuhnya ditentukan oleh warisan dan perserikatan, bahkan setiap individu mampu mempengaruhi dan membentuk pengalaman.  Para narasumber akan melanjutkan materinya pada session kedua siang hari ini, 9 Oktober 2018. (Zakir)  

 

Lainnya :