DJPPR PRIORITASKAN PEMBANGUNAN KAMPUS UTU
  • UTU News
  • 06. 05. 2019
  • 0
  • 2407

Alue Peunyareng. Dihadapan 247 mahasiswa, dan seluruh unsur pimpinan Universitas Teuku Umar Safuadi, ST.,M.Sc,.Ph.D. (Sekretaris Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan resiko Kementrian Keuangan Repulik Indonesia) memulai kuliah umumnya dengan  kalimat “Tidak ada waktu untuk berhenti, kalau kita berhenti berarti mati” karena sebuah tujuan itu adalah perjalanan, jadi kalau Anda berhenti maka Anda tidak akan jadi apa-apa ujar Sekretaris Dirjen Pengelola Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu RI tersebut dalam Kuliahnya yang bertema “Optimalisasi Pembiayaan APBN Untuk Percepatan Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi”

Dr. Safuadi dalam ceramahnya menyinggung tentang bantuan infrastruktur yang sudah di kucurkan untuk Universitas Teuku Umar pada tahun 2019 sebesar 74 Miliar, yang bersumber dari dana SBSN untuk membangun gedung baru, kalau proyek ini berhasil, maka tahun depan akan ditambah lagi bantuannya. “Insya Allah, jika ini berhasil maka  kalau dalam 5 tahun kedepan UTU ini akan memiliki ruang kuliah yang reprentatif.”

Dr. Safuadi juga mengingatkan bahwa bantuan dana infrastruktur ini di masa depan di harapkan berkorelasi dengan produktivitas suatu lembaga. Untuk itu kepada UTU diharapkan dengan adanya infrastruktur yang reprensentatif ini, maka akan lebih baik lagi dalam menghasilkan mutu lulusan yang kreatif dan inovatif  serta menjadi pionir dalam hal penurunan angka penganguran di Aceh. Dengan demikian akhirnya UTU ini akan menjadi daya tarik bagi siapa saja sehingga bantuan pun akan datang tanpa kita minta, sebab semua orang ingin menjadi bagian dari UTU yang sudah maju dan hebat.

Dalam ceramahnya, Dr. Safuadi juga memotivasi mahasiswa. Sungguh menginpirasi dan dapat dijadikan referensi bagi sivitas akademika UTU. Presentasi yang luar biasa membuat peserta terkesima atas presentasi yang disampaikan Dr. Safuadi. Sehingga Rektor UTU, Dr. Jasman J. Ma’ruf melabelkan Dr. Safuadi setara dengan Jim Rohn, motivator kelas dunia. Rektor UTU berharap agar Dr Safuadi setiap semester dapat memberikan kuliah umumnya di UTU. Beliau berkisah tentang perjuangannya yang dimulai dari tukang becak dan buruh bangunan saat menempuh pendidikan di Banda Aceh. Bukan berarti orang tua tidak mampu membiayai pendidikanya melainkan karena ingin merasakan bagaimana rasa sakit, bagaimana rasa susah, bagaimana rasa dihina, yang  tujuannya untuk memunculkan kebencian dari rasa-rasa tersebut, bila kita sudah membenci rasa sakit, rasa susah, rasa dihina sudah pasti kita akan melakukan perubahan dan berusaha untuk bangkit memperbaiki diri mencapai kehidupan yang sejahtera. Sebaliknya bila kita tidak bisa merasakan rasa sakit, rasa susah dan rasa dihina maka kita akan terus-menerus sakit, susah dan terhina. Artinya perubahan kearah yang lebih baik mustahil kita capai. Karena itu, kenali diri Anda, dalam membenci rasa sakit demi membuat Anda nyaman.

Selanjutnya Dr. Safuadi menyatakan ”Kenali diri Anda, sebab Anda punya kehebatan, silakan Anda mencari dan temukan apa kehebatan diri Anda. Ada berlian dalam diri Anda, munculkan jangan ragu-ragu dan takut sebab ketakutan dalam diri kita itu yang membuat kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau kita tidak merubah mindset itu, kita akan selalu menjadi pesuruh yang selalu disuruh orang lain,” yang disambut dengan tepuktangan bergemuruh para mahasiswa peserta kuliah umum tersebut. (zaf/Humas UTU).

Lainnya :