Pertama, Prodi Akuakultur FPIK-UTU Gelar Seminar Nasional
  • UTU News
  • 27. 10. 2018
  • 0
  • 1999

MEULABOH – Dalam usaha meningkatkan kualitas budidaya perikanan khususnya  Wilayah Barat-Selatan Aceh, untuk pertama sekali Program Studi (Prodi) Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Universitas Teuku Umar (FPIK-UTU) melaksanakan Seminar Nasional bertema, “Sinergi Stakeholders Akuakultur Dalam Mewujudkan Kedaulatan Perikanan Berkelanjuta

Seminar yang dilaksanakan di Aula Utama UTU, Selasa, 16 Oktober 2018 berlangsung meriah. Peserta seminar adalah mahasiswa lingkup UTU, para guru dan siswa SMK Jurusan Perikanan, Panglima Laot. Seminar yang dibuka Dekan FPIK – UTU, diwakili Wakil Dekan I,  Zulfadhli, S.Pi, M.Sc, menghadirkan tiga pemateri yaitu Dr. Irzal Effendi, S.Pi, M.Si (Dosen FPIK IPB), Ir. Adriansyah, M.Si (Kabid. Budidaya DKP Aceh) dan Nazar Saddami Ibrahim, Amd, Pi (dari PT. Sari Internasional Group).

Zulfadhli dalam sambutan singkatnya menjelaskan, seminar tersebut diharapkan dapat melahirkan suatu rumusan akuakultur yang berkelanjutan, meningkatkan produktivitas akuakultur di Wilayah Barat Selatan Aceh, disamping terjalinnya hubungan kerjasama antara akademisi, pelaku bisnis dan pemerintahan.

Irzal Effendi mengatakan, seminar seperti ini sangat penting dilakukan untuk mensinergikan pelaku-pelaku yang bertanggung jawab dalam meningkatkan akuakultur di Aceh, termasuk bagaimana menerapkan konsep pemahaman sistem Akademisi Businessman Government (ABG) dimana dengan konsep tersebut akan dapat meningkatkan keberhasilan akuakultur dimasa yang akan datang.

Dalam kesempatan itu, Adriansyah, dalam materi seminarnya menjelaskan, keberhasilan akuakultur di Aceh saat ini sangat tergantung pada Sumber daya Manusia (SDM) diwilayah itu sendiri. “Saat ini Sumber daya Alam (SDA) di Aceh sangat mendukung, namun kualitas dari SDM kita masih sangat minim. Untuk itu, perlu dilkukan peningkatan softskill dan hardskill kepada mahasiswa, sehingga dengan peningkatan SDM, pengelolaan SDA dalam rangka meningkatkan produktivitas akuakultur di Aceh dapat terealisasi dengan baik”, ujar Adriansyah.

Sementara itu, Nazar Saddami Ibrahim menegaskan, PT. Sari Internasional Group siap menampung para mahsiswa yang berprestasi untuk dapat dipekerjakan pada PT. Sari Internasional Group. Selain itu,  perusahaan tersebut siap menjalin kerjasama dengan FPIK-UTU dengan menjadikan perusahaan itu sebagai tempat melakukan praktek kerja lapangan dan penelitian bagi mahasiswa FPIK-UTU.

Sekretaris Program Studi Akuakultur FPIK-UTU, Sufal Diansyah, S.Kel., M.Si menjelaskan,  beberapa poin rumusan yang telah dihasilkan dalam seminar nasional perdana yang diselenggarakan oleh Program Studi Akuakultur adalah akademisi siap untuk meningkatkan keahlian mahasiswa (softskill & hardskill) dan juga siap bekerjasama antara pemerintahan dan perusahaan-perusahaan dibidang perikanan.

Selain itu, Sufal menyebutkan, pemerintah berkomitmen untuk dapat menarik sebanyak mungkin investor dibidang perikanan untuk Aceh sehingga dapat membuka lapangan kerja khususnya lulusan akuakultur. “Ini peluang besar bagi mahasiswa Prodi Akuakultur FPIK UTU setelah lulus menjadi sarjana nantinya, mengingat Prodi Akuakultur ini baru berjalan tiga tahun dan ditargetkan dapat meluluskan sarjana pada tahun 2020. Seminar nasional ini dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dan sertifikat penghargaan kepada para pemateri dari Program Studi Akukultur FPIK-UTU”, ujar Sufal. (Zakir)

Lainnya :