Himagro Pertanian UTU Gelar Seminar Agro In Art dan Perlombaan
  • UTU News
  • 22. 10. 2018
  • 0
  • 1875

MEULABOH – Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Himagro) Fakultas Pertanian-Universitas Teuku Umar (FP-UTU) mengadakan seminar nasional agro in art dan perlombaan. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Utama UTU, 22 Oktober 2018, dibuka Dekan Fakultas Pertanian UTU, Ir. Rusdi Faizin, M.Si.

Peserta seminar nasional agro in art adalah mahasiswa dan dosen Universitas Teuku Umar, siswa sekolah SMKN-Meureubo, dan dari Dinas Perkebunan Kabupatan Aceh Barat. Sedangkan untuk finalis lomba sebenarnya diikuti 11 Universitas, namun yang hadir selain mahasiswa UTU, hadir mahasiswa dari Universitas Sriwijaya, Universitas Bangka Belitung, Universitas Unimal, dan Universitas Islam Negeri Suska Riau.

Ketua Himagro Fakultas Pertanian UTU, Rol Mahdi, didampingi Ketua Panitia Seminar, Usman Arifin kepada UTU News mengatakan, Seminar Nasional Agro In Art  2018 dengan Tema “Peran Pemuda di Bidang Pertanian”, yang menjadi pemateri adalah Teungku Kaddhafi Al Munir, SP.,MP, CSRS.,MIPR (dari PT Mifa Bersaudara), Chairuddin, SP.,M.Si (dari Fakultas Pertanian- Universitas Teuku Umar) dan Ridha Rizki Novanda, SE.,M.Si (dari Universitas Bengkulu).

Rol Mahdi menjelaskan, besok,  Selasa, 23 Oktober 2018, kegiatan seminar akan dilanjutkan dengan  kegiatan field trip ke Makam Teuku Umar . Kegiatan seminar tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan perlombaan yaitu lomba desain poster, fotografi, dan esai.

Kaddhafi dari PT Mifa Bersaudara dalam penyampaian materinya antara lain mengatakan, industri pertanian adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang untuk mendukung sektor pertanian. Berdasarkan data yang ada, di tahun 2013 itu,  ada 20, 4 juta orang terlibat dalam sektor pertanian pangan, dan 18 juta terlibat dalam kegiatan pertanian tanaman padi. “Cukup besar peluang kerja di bidang pertanian ini. Namun, sayangnya kalau kita lihat dalam masyarakat tani, jarang ada pemuda tani, tetapi yang banyak orang-orang tua yang terjun ke kegiatan pertanian. Setelah saya berkeliling, pemuda tani sepertinya susah dicari”, ujar Kaddhafi.

Dalam kesempatan itu, Kaddhafi mengatakan, PT Mifa punya tujuh pilar pengembangan masyarakat. Tujuh pilar tersebut dibuat berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat melalui FGD tahun 2013. Untuk itu, diharapkan kepada mahasiswa dapat memahami keberadaan PT Mifa Bersaudara di Aceh Barat ini, sejak dari tahun 2012,  dapat terus membawa dampak yang baik terhadap masyarakat sekitarnya. “ PT Mifa Bersaudara juga sebagai pembayar pajak terbesar. Sumbangan tambang  dari PT Mifa tergolong besar selama 7 tahun sejak tahun 2012, mencapai  Rp. 76 miliyar rupiah kepada negara, baik untuk pemerntah pusat maupun untuk pemerintah daerah, dengan klasifikasi, 20 persen untuk pemerintah  pusat dan 80 persen untuk pemerintah daerah”, papar Kaddhafi. (Zakir)

Lainnya :